Coffee break, snacking time
atau dalam bahasa Indonesia sederhana berarti rehat kopi, telah mejadi
kebiasaan dalam keseharian masayarakat terutama pekerja. Hal ini dilakukan
sebagai bagian dari mendapatkan “refresh” pikiran setelah berkutat dengan
pekerjaan. “Coffee break’ ini biasanya lebih sering kita dengar bersamaan
dengan aktivitas rapat, meeting, training, dan kegiatan lain.
Istilah coffee break awalnya
berkembang di Amerika pada abad 20. Referensi pertama yang melaporkan
istilah untuk coffee break diketahui popular pada Pan-American
Coffee Bureau (badan yang mengurus tentang perkopian di Amerika ) yang mengkampanyekan
iklan pada tahun 1952 yang isinya “Give yourself a Coffee-Break — and
Get What Coffee Gives to You”. Semakin berjalannya waktu coffee break tidak
hanya diisi dengan kopi sebagai menu utama akan tetapi banyak jenis makanan dan
minumam lain. Snack baik modern atau tradisional telah menjadi menu pasangan
dari kopi atau teh sebagai bagian dari coffee break yang tentunya akan dapat
membantu anda dalam menyegarkan pikiran selama bekerja.
“Masih banyak orang salah
kaprah mengenai snack ini. Untuk tujuan menjaga penampilan,
mereka memaksakan diri untuk membatasi jumlah makanan, membiarkan dirinya
menderita dengan perut kelaparan, dan menjauhkan snack dari
rutinitas sehari- hari,” menurut dr. Ida Gunawan, MS. SpGk,seorang
clicical nutritionist. “Snack tidak perlu
dihindari. Snack justru dapat membantu menstabilkan gula
darah, dan menjaga kesehatan saluran cerna,” sarannya. “Oleh karena itu
makanlah dalam jumlah kecil namun sering (frequent eating) dan jangan
menunda waktu makan. Snack sangat dianjurkan dan disarankan
dengan syarat dibuat dalam komposisi seimbang, sehat dan higienis.
Pada saat
coffee break staf banquette menggunakan 3k yaitu kecepatan,
ketepatan dan kebersihan.
1. Kecepatan
Dalam hal
menyajikan, menata snack coffee break serta melakukan clear up,
kecepatan adalah faktor utama staf banquette agar semuanya berjalan dengan
lancar dan tidak mengalami keterlambatan dalam penyajian
2. Ketepatan
Dibutuhkan
ketepatan pada saat menyajikan, menata snack coffee break serta melakukan clear
up. Penyajian yang tidak terlambat dan penataan yang indah akan menambah nilai
plus dalam pelayanan yang diberikan. tidak adanya peralatan yang jatuh atau
pecah dalam proses clear up akan menyempurnakan kelancaran pelayanan kepada
tamu.
3. Kebersihan
Setiap
meja buffet yang telah selesai digunakan harus tetap dalam keadaan bersih.
Setiap ada tumpahan makanan atau ada kotoran yang menyebabkan meja kotor staf
banquette harus membersihkannya secara teratur agar terhindar dari kesan
negative.
No comments:
Post a Comment