knowhotels.blogspot.com – Tidak semua orang yang bekerja punya keinginan untuk meniti karir di dalam menggeluti profesinya, sehingga ada seseorang yang bekerja bertahun-tahun namun hanya bertugas sebagai karyawan bawah.
Memang tidak ada yang salah jika mereka tidak memiliki keinginan untuk tidak berkarir selama “kebutuhan hidup” kita tidak berubah selaras dengan “usia” yang kian bertambah. Tetapi ketika “kebutuhan hidup”meningkat setiap tahunnya, maka satu-satunya harapan agar pendapatan kita berubah yaitu dengan cara“Meniti Karir” untuk mengimbangi kebutuhan kita yang kian merangkak naik tiap tahunnya.
Contoh ilustrasi dalam Exhibit 1 adalah potret dimana setiap tahun “kebutuhan minimum” terus merangkak naik sesuai dengan proyeksi kebutuhan hidup layak.
Proyeksi tersebut dibuat berdasarkan perkiraaan minimun atas kenaikan inflasi sebesar 5% dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% tiap tahunnya dimana kenaikan upah hanya berkisar diangka 8-11% per tahun. Ilustrasi tersebut dibuat untuk kawasan Jakarta, namun pada dasarnya tetap saja kebutuhan dasar akan naik ditiap daerah, karena dasar penghitungannya adalah nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang diolah dari trend sebelumnya dan proyeksi kedepan dari berbagai sumber.
Dengan melihat realita bahwa setiap tahunnya kebutuhan kita merangkak naik selaras dengan “jumlah usia” kita yang kian bertambah dewasa dengan berbagai macam beban hidup didalamnya, maka “Gaji” Anda pun harus mampu mengimbanginya untuk menutup semua beban pengeluaran yang ada.
Jika yang Anda kejar adalah “Gaji”, maka setiap hotel punya aturannya sendiri-sendiri yang tentu saja mereka mengunakan peraturan pemerintah sebagai dasar keputusan dalam menaikkan Gaji. Oleh karena itu, mengejar “Gaji” dengan berdemo atau cara-cara negative lain sangatlah tidak tepat dialkukan, karena kemampuan perusahaan juga terbatas.
Lalu, bagaimana solusinya?
Kerjarlah “Karir” karena gaji Anda akan berbanding lurus dengan pencapaian tangga karir yang Anda tapaki. Ilustrasi dalam Exhibit 2 adalah cotoh bahwa kenaikan “Gaji” bisa diperoleh dengan cara meniti tangga karir di hotel Anda atau group dari hotel Anda.
Contohnya, Anda memulai karir pada tahun 2017, maka di tahun 2018 akan ada kenaikan rutin tahunan misalnya sebesar 10% dari gaji yang Anda peroleh ditahun 2017, Lalu di tahun 2019 posisi Anda naik ke level Supervisor, maka Anda akan mendapatkan kenaikan Gaji selaras dengan beban tanggung jawab yang Anda emban. Demikian seterusnya hingga 5-6 tahun kedepan hingga Anda menduduki posisi Senior Manager.
Jenjang kenaikan karir yang ideal rata-rata diangka 2 hingga 3 tahun, alasannya silahkan dipelajari dalam artikel ini.
Setiap jenjang memiliki kenaikan Gaji secara signifikan, angkanya fantastis; yang jelas bisa diatas 10% dari yang Anda terima setiap tahun bahkan bisa diatas 100%. Detailnya saya tidak bisa jelaskan karena urusan gaji ini sangat sensitif dan tidak bisa kita bahas secara gamblang. Yang jelas, dengan menentukan tujuan “Karir” maka Anda telah memikirkan masa depan Anda dan keluarga.
Lalu, Bagaimana dengan perjalanan karir Anda saat ini? Apakah mulus sesuai dengan yang Anda kehendaki? atau Stagnan diposisi yang sama selama bertahun-tahun? Pola Pikir dan Perilaku seperti apa yang dapat menghambat karir Anda dan apa solusinya?
Selama puluhan tahun saya mencoba menganalisa apa yang membuat seseorang karirnya itu “Mandeg”, yaitu bertahan di satu posisi bertahun-tahun lamanya dengan tidak naik-naik posisi kerja di hotel yang sama. Dari hasil analisa sederhana yang saya lakukan, ternyata terdapat 4 hal di bawah ini yang membuat seorang hotelier stagnan dalam pencapaian karir yaitu:
Pertama adalah Menunggu
Bagian ini adalah jawaban klasik yang selalu saya dengar pada saat bertanya kepada seseorang yang menganggap dirinya “loyal” kepada perusahaan dengan bekerja bertahun-tahun tanpa ada perkembangan dalam karir dan menunggu mendapatkan uang “pensiun” besar dan cukup dipakai untuk hidup dihari tua.
Dia seperti seseorang yang “pasrah” dengan keadaan yang ada dan “menerima” saja kenaikan gaji yang tidak signifikan setiap tahunnya.
Penting untuk di ketahui oleh para hotelier, bahwa kita tidak bekerja di perusahaan BUMN yang mengelola Sumber Daya Alam, yang gaji bulanan nya masih banyak sisa jika pakai belanja satu bulan, bisa dipakai rekreasi dan dipakai menabung pula. Jadi uang pensiun mereka cukup untuk menopang masa tua mereka dan buat buka usaha.
Sepanjang apa yang saya lihat, belum pernah ada cerita pensiunan GM sekalipun dapat menikmati hasil dana pensiun mereka dan berakhir dengan hidup berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, kecuali bagi mereka yang telah memilih berbisnis ditengah-tengah melejit karirnya di industri Perhotelan.
Kedua adalah mereka yang mengatakan “Nanti”
Ya… itulah mereka yang suka mengatakan “nanti saja”. Sebuah kata yang dapat menghentikan pikiran untuk sukses di masa depan dan mematikan kesempatan yang ada didepan mata. Kata nanti jika sudah menjadi kebiasaan, tentunya akan menghentikan karir anda juga.
“Nanti” adalah hasil dari sebuah kenyamanan kerja yang membius hotelier menjadi pasif, tidak termotivasi untuk berinovasi dan terlindas oleh waktu. Dengan mengatakan nanti, berarti kita menunda semua hal yang mungkin baik adanya untuk masa depan kita. Perusahaan tidak akan terus menerus menawarkan kesempatan berkarir kepada seorang karyawan jika karyawan itu selalu mengatakan “nanti” dengan karir yang ditawarkan.
Biasanya, hotel dalam group yang sama hanya akan memberikan “dua hingga tiga kali kesempatan” dengan memberikan penawaran kepada karyawan untuk dikembangkan, jika masih menolak maka kesempatan itu tidak akan pernah datang kembali
Ketiga adalah mereka yang suka Beralasan
Hotelier yang banyak alasan biasanya hotelier yang malas, tidak disiplin dan tidak ada komitmen terhadap pekerjaannya. Ciri-ciri orang ini mempunyai performa yang tidak maksimal: sering terlambat masuk kerja, sok tahu, tidak memenuhi deadline, suka berbohong dan suke ngeles. Melihat dari ciri-cirinya saja, orang ini sudah tidak mempunyai nilai jual dimata perusahaan, jadi jangankan berkarir, sebaliknya dia akan menjadi target perusahaan untuk di selesaikan masa kerjanya.
Keempat adalah Mereka yang Suka Mengeluh
Adalah mereka yang “Kurang bersyukur” atas nikmat yang telah Tuhan berikan. Mungkin itu kata yang lebih tepat untuk orang-orang yang suka mengeluh. Terkadang hal sepele saja bisa membuat orang ini mengeluh dan selalu tidak puas dengan apa yang terjadi.
Intinya, orang ini ingin segala sesuatunya berjalan sesuai hanya dengan apa yang dia inginkan. Bahkan, terkadang tidak perduli orang lain susah atas ulahnya,yang penting urusan dia beres.
Orang yang suka mengeluh cenderung tidak produktif dan milih-milih pekerjaan. Dia hanya termotivasi terhadap pekerjaan yang ringan dan mudah saja dan tidak perduli dengan target perusahaan. Si pengeluh ini lama-lama akan menjadi virus bagi lingkungannya.
Jika di level saat ini dengan tugas dan tanggung jawab nya saja masih mengeluh, tertutup sudah kemungkinan dia untuk mendapatkan promosi ke level selanjutnya.
Melihat keempat perilaku diatas, maka agar karir Anda cemerlang sebaiknya Anda dapat menjadi hotelier yang lebih Pro-Active dengan mengutarakan “cita-cita” karir impian Anda kepada hotel, Responsive dalam menerima “tawaran kesempatan” yang diberikan oleh group/hotel yang sama, lakukan apa yang ditugaskan, tuntaskan target-target kerja dengan hasil yang sempurna dan terus bersyukur atas apa yang Anda peroleh.
Sudah Sampai Level Manakah Posisi Karir Anda hari ini?
*sources : hotelier.co.id
LIHAT JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI :
1 comment:
Tersedia Ratusan Template website dan toko online.
Post a Comment