Salah
satu hotel tertua di pulau Jawa menjadi saksi sejarah dalam pengembangan
kepulauan pariwisata. Hotel ini , serta Hotel Des Indes di Batavia (sekarang
Toko Duta Merlin ) , menjadi hotel yang direkomendasikan wisatawan Eropa ,
terutama untuk urusan mewah dan makanan disajikan dengan gaya rijsttafel .
Hotel
ini didirikan pada tahun 1871 . Awalnya bernama Hotel Homann , menurut pemilik
nama Jerman Homann . Pertama, bangunan hanya terbuat dari bambu . Barulah pada
1880 dibangun menjadi sebuah bangunan berdinding batu bata.
Sementara
itu, bangunan yang ada adalah bangunan yang menghadap Jalan Asia Afrika
dibangun pada 1937 dengan gaya art deco oleh arsitek AF Albers dari Belanda .
Pada tahun ini , namanya menjadi Hotel Savoy Homann .
Pada
tahun 1987 , hotel ini dibeli oleh Panghegar Group . Hotel ini direnovasi dan
ditambahkan bangunan baru . Nama juga berubah menjadi Panghegar Heritage Hotel
Savoy Homann .
Sebagai
akibat dari krisis keuangan , Panghegar Group dijual dan dibeli oleh hotel
Bidakara Group pada 2000. Sejak itu , nama hotel diubah menjadi Hotel Savoy
Homann Bidakara . Charlie Chaplin selama kunjungannya ke pulau Jawa pernah
tinggal di hotel ini .
Nah
, di hotel ini terdapat 3 ruangan khusus . Kamar presidential suite manifold
disebut sebagai tipe Homann Suite . Apa yang membuatnya istimewa ? Ternyata
tiga kamar yang pernah ditempati angka bersejarah Konferensi Asia - Afrika
tahun 1955 .
Di
lantai 1 , Homann Suite room bernama Jawaharlal Nehru , mantan Perdana Menteri
India . Homann Suite di lantai 2 adalah ruang Sukarno . Sementara di ruang
lantai ketiga bernama Cho En Lai , sesuai dengan nama mantan Perdana Menteri
China .
Di
setiap kamar ada satu sisi tertentu dari dinding yang ditampilkan foto mereka
saat beraktivitas di hotel . Karena ruang president suite , ruang terdiri dari
dua kamar tidur , ruang tamu lengkap dengan sofa , ruang makan , dan mini bar .
Kamar
mandi di Homann Suite juga dilengkapi whirlpool . Ingin mencoba untuk tinggal
di kamar Jawaharlal Nehru , Soekarno , atau Cho En Lai ? Siapkan hanya
menghabiskan Rp 4.500.000 per malam .